Sebuah Harapan
By: Farazela, Banjarmasin
Aku hanya hembusan angin
Tak kasat mata, tetapi dapat dirasakan kehadirannya
Aku hanya selembar tisu, rapuh tak berdaya; dipakai, lalu
terbuang begitu saja
Tak mampu membantah ataupun berkata
Kata nya rasa itu hak semua
Bahagia itu kewajiban makhluk
semesta
Tapi nyatanya? Kegundahan datang;
menciutkan nyali;
menyisakan kesepian yang tiada lara
Hati ini teriris oleh sebuah goresan
Membekas dan menyisakan kesakitan
Sakit yang membelenggu sebuah harapan
Harapan yang menistakan sebuah perasaan
Rasaku tak pernah hilang oleh
waktu
Kekecewaan pun menyatu dalam
pikiranku
Hingga aku tak sanggup
menghadapimu
Masih bisakah aku menetap
dipelabuhanmu?
Kala badai datang menghampiri
Merenggut jiwa yang tersakiti
Kala cinta yang terkhianati
Akankah hati kobarkan api?
Kini aku kembali dalam keheningan
Meratapi impian di selembar harapan
Hingga pergi tinggalkan tangisan
Mencoba bangkit dari kenyataan
Pekat malam mendekapkan kesunyian
Aku pun teringat bunga kenangan
Menangis dalam tulisan
Berharap lupa akan semua beban
Jauh dari kebisingan kota
Aku berusaha tuk bahagia
Ku tulis lewat kertas dan tinta
Seuntai puisi tersirat makna
Comments
Post a Comment