Tuan Tak Berpuan
Lagi dan kembali, sosok lelaki berperawakan gagah nan tampan menggunakan kacamata dengan rambut gondrongnya yang khas membuatku terhanyut dalam kenangan yang kurasa takkan pernah terlupa.
Aku menyebutnya sebagai tuan tak berpuan. Yap! dia jomblo tetapi punya teman spesial lebih dari teman baginya. Aku tak dapat menampik akan hal itu, jelas saja dia dengan mudahnya mampu membuat seorang gadis selalu terngiang-ngiang memikirkannya. Padahal, tingkahnya biasa saja, cuek, dingin, dan misterius.Aku tidak mengenalnya lebih dalam, karena ia tak memberiku ruang tuk mengenal sesuatu tentang dirinya. Kami hanya sebagai rekan kerja, nama kami selalu berdekatan, tapi kami tak lebih dari itu. Seolah ada tembok tebal yang menghalangi kedekatanku dengannya.
Aku menyukainya, aku menyayanginnya, tiap kali ada momen indah, entah ketidak sengajaannya memelukku ketika berboncengan, sengaja memijat kepalaku yang sakit saat berkegiatan, atau bahkan sengaja memegang kepala ku sebagai dalih tiap pertemuan selalu ada. Aku menyukai akan sikap itu.
Mungkin, jika ia membaca tulisanku ia akan sadar bahwa sosok yang dimaksud adalah dirinya atau mungkin tidak. Kadang aku terhanyut sangat mengingikannya, namun ku fikir itu tak bisa. Ia dan aku cukup sebagai rekan kerja tak dapat lebih.
Malam ini aku menginginkannya, aku ingin memghubunginya, namun aku takut semuanya retak. Untuk kamu tuan tak berpuan, heyy! Aku rindu. Typing mu kadang buatku nyaman. Aku ingin dekat denganmu, bolehkah beri ruang untukku?
Mungkin, jika ia membaca tulisanku ia akan sadar bahwa sosok yang dimaksud adalah dirinya atau mungkin tidak. Kadang aku terhanyut sangat mengingikannya, namun ku fikir itu tak bisa. Ia dan aku cukup sebagai rekan kerja tak dapat lebih.
Malam ini aku menginginkannya, aku ingin memghubunginya, namun aku takut semuanya retak. Untuk kamu tuan tak berpuan, heyy! Aku rindu. Typing mu kadang buatku nyaman. Aku ingin dekat denganmu, bolehkah beri ruang untukku?
Comments
Post a Comment